Hakim, Abd (2024) Rekonstruksi Nilai Budaya Mattangke Pada Prosesi Mappettu Ada Masyarakat Bugis Sidenreng Rappang. Masters thesis, IAIN Parepare.

[thumbnail of 2220203874130043.pdf] Text
2220203874130043.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (14MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Rekonstruksi nilai budaya mattangke dalam prosesi mappettu ada masyarakat Bugis di Sidenreng Rappang. Permasalahan pada penelitian ini adalah 1) Bagaimana konteks sosial tradisi mattangke saat mappettuada di Sidenreng Rappang. 2) Bagaimana bentuk pergeseran nilai sosial mattangke dalam acara mappettu ada di Sidenreng Rappang. 3) Bagaimana perspektif maqasid al-syariah terhadap rekonstruksi nilai budaya “mattangke” pada prosesi mappettu ada dalam masyarakat Bugis di Sidenreng Rappang Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Field Research dengan corak penelitian kualitatif dan deskriptif Pendekatan penelitian adalah pendekatan yuridis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka dan wawancara. Adapun teknik pengolahan data adalah mengambil data primer dan data sekunder yang terkait dengan pembahasan Adapun teknik analisis data dengan menggunakan teori khitbah dan maqasid syari’ah, Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Tahapan yang dilalui yaitu; Mattiro, makkapesek-kepesek/ massalidik, Mammanuk-manuk/mabbaja laleng, Madduta/ Lao Lettu, dan Mappettuada. adalah rangkaian yang berurutan, tidak satu pun kegiatan dapat mendahului kegiatan lainnya. Pentingnya saling menjaga kehormatan siri’ na pessE bagi kedua belah pihak, secara teknis diturunkan dalam bentuk prosedur yang Panjang. Keseluruhan norma-norma dan aturan-aturan adat itu disebut pangadereng. 2.) Budaya Mattangke dalam Prosesi Mappettu Ada masyarakat Bugis Sidenreng Rappang memiliki perbedaan dalam proses pelaksanaannya tetapi tetap pada tujuan yang sama yaitu mengikat janji yang kuat atas kesepakatan pembicaraan yang dirintis sebelumnya dengan memegang teguh nilai dari ritual mappettuada yakni dengan menerapkan ada togeng, lempu, acca, warani, getteng, demi menegakkan siri’nya. Pun nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat kolektif seperti pesse’. dengan nilai kebersamaan sipakatau, sipakalebbi, sipakainge’, malilu sipakainge malii siparappe rebba sipatokkong. assisumpullolongen, kebersamaan atau musyawarah dalam menyelesaikan masalah, nilai etika, sopan santun, tanggung jawab seorang laki-laki untuk menikahi perempuan, nilai religius, nilai moral kehati-hatian dalam memilih pasangan hidup.3.) Nilai Budaya mattangke pada prosesi mappettuada masyarakat Bugis Sidenreng Rappang menurut hukum Islam dilihat dari tujuan maqasid al�syari’ah termasuk kebiasaan yang berlaku di masyarakat dan tidak bertentangan dengan nash (ayat dan hadis), tidak menghilangkan kemaslahatan dan tidak membawa mudarat bagi pelakunya. Dilihat dari kemaslahatan dalam pelaksanaannya berada pada tataran tahsiniyat ialah tingkat kebutuhan yang apabila tidak terpenuhi tidak mengancam eksistensi salah satu maqashid al Syariyyah (tujuan hukum Islam) dan tidak pula menimbulkan kesulitan.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: mattangke, mappettu ada, maqasid syari’ah.
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180199 Law not elsewhere classified
Divisions: Pascasarjana > Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam
Depositing User: junita Mahasiswa mbkm
Date Deposited: 09 Oct 2024 06:45
Last Modified: 09 Oct 2024 06:45
URI: https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/8851

Actions (login required)

View Item View Item