Aminah, St. and Firman, Firman (2016) Ritual To Lotang sebagai Aset Budaya Lokal dalam Membangun Nilai-Nilai Kepercayaan Masyarakat Watang Bacukiki Kota Parepare. In: Konferensi Internasional VI Bahasa, Sastra, dan Budaya Daerah Indonesia, 24-26 September, Lampung, Indonesia.
Preview |
Text (Full text)
Ritual To Lotang_opt.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (749kB) | Preview |
Preview |
Text (Check Similarity)
Check Similarity-Ritual To Lotang.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA : Masyarakat Wattang Bacukiki, Parepare masih memelihara keyakinan pada “Dewata Sewwae” (Tuhan Yang Maha Esa). Sebuah kepercayaan sebelum datangnya Islam. Para penganut kepercayaan itu, dikenal dengan nama “To Lotang”. Masyarakat To Lotang meyakini Bulu Roangnge sebagai tempat turunnya orang pertama di muka bumi yang disebut “To Manurung”. To Manurung itulah yang menjadi cikal bakal adanya raja-raja yang memerintah kerajaan Bacukiki. Oleh karena itu, setiap akhir Januari penganut kepercayaan To Lotang mengadakan ibadah ritual di Bulu Roangnge. Upacara dilaksanakan dengan tujuan mendekatkan diri kepada “Dewata Sewwae”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif holistik dengan tinjauan teologis, yakni meneliti perilaku keberagamaaan masyarakat dan sikap hidup dalam bentuk budaya. Hasil peneliitian menunjukkan bahwa masyarakat muslim Wattang Bacukiki, masih mewariskan budaya tudang loang loma, mappalili dan mappadendang. Tudang loang lama dan mappalili dilakukan sebagai tanda dimulai waktu yang baik untuk bercocok tanam. Mappadendang dilaksanakan sebagai tanda kesyukuran kepada Tuhan karena panen padi berhasil.
Item Type: | Conference (Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | budaya lokal, ritual, to lotang |
Depositing User: | Subhan Saleh |
Date Deposited: | 12 Sep 2019 22:29 |
Last Modified: | 02 Jun 2020 06:05 |
URI: | https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/743 |
Actions (login required)
View Item |