Prasetio, Tri Bambang (2024) PEREMPUAN DALAM TRADISI MAPPADENDANG (STUDI ANALISIS KESETARAAN GENDER DI KELURAHAN WATTANG BACUKIKI). Undergraduate thesis, IAIN Parepare.

[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
2020203869201001.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (7MB)

Abstract

Masyarakat Kelurahan Wattang Bacukiki merupakan masyarakat yang masih kental dengan adat istiadat leluhur. Salah satu budaya, seperti Tradisi Mappadendang, dijalankan oleh masyarakat di wilayah ini dua kali setiap tahun. Mappadendang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan karena telah diberikan rezeki berupa hasil panen. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi Tradisi Mappadendang di Kelurahan Wattang Bacukiki serta mengeksplorasi kesetaraan gender yang muncul melalui tradisi tersebut. Menggunakan metode kualitatif dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, penelitian ini menganalisis konsep teori AGIL Fungsional Struktural oleh Talcott Parsons. Hasilnya menunjukkan bahwa Mappadendang tetap memiliki fungsi sosial, budaya, dan keagamaan yang penting dalam masyarakat. Tradisi ini dijalankan karena masyarakat meyakini pentingnya sebagai keselamatan dan momen bersilaturahmi, sehingga perlu dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah untuk menjaga keberlanjutan dan nilai-nilai lokal. Penelitian mengenai Tradisi Mappadendang di Kelurahan Wattang Bacukiki menemukan kesetaraan gender dan pembagian peran yang setara antara laki-laki dan perempuan dalam pelaksanaannya. Keduanya berpartisipasi aktif dan saling bergantian, termasuk dalam persiapan seperti pengumpulan dana. Meskipun demikian, peran yang dianggap kodrati tetap tidak dapat digantikan; laki-laki memimpin doa keselamatan, sementara perempuan lebih banyak terlibat dalam persiapan makanan. Penelitian ini menerapkan Teori Feminisme Islam Fatimah Mernissi, menyoroti peran aktif perempuan Muslim dalam menjaga dan merayakan warisan budaya lokal. Mappadendang menciptakan lingkungan inklusif tanpa batasan agama, mendukung kesetaraan gender, dan menjadi contoh nyata pemberdayaan perempuan. Secara keseluruhan, tradisi ini mencerminkan bagaimana prinsip-prinsip feminisme Islam membentuk dan memperkuat kesetaraan gender dalam kehidupan sehari-hari dan pelaksanaan tradisi lokal, dan digolongkan sebagai Responsif Gender.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Perempuan, Tradisi Mappadendang, Kesetaraan Gender
Subjects: 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1699 Other Studies in Human Society > 169901 Gender Specific Studies
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Program Studi Sosiologi Agama
Depositing User: Mahasiswa mbkm
Date Deposited: 09 Sep 2024 07:43
Last Modified: 09 Sep 2024 07:43
URI: https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/7052

Actions (login required)

View Item View Item