Yulianty, Rezky (2023) Kontraproduktif Hukuman Kebiri Terhadap Kejahatan Seksual Anak: Perspektif Hak Asasi Manusia dan Hukum Pidana Islam. Undergraduate thesis, IAIN Parepare.
Text (Full Text)
18.2500.003.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) |
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontraproduktif hukuman kebiri dalam kejahatan seksual pada anak menurut Ius Constituendum, prospek hukuman kebiri kejahatan seksual pada anak perspektif Hak asasi Manusia dan prospek hukuman kebiri kejahatan seksual pada anak perspektif hukum pidana islam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif atau penelitian perpustakaan ini merupakan penelitian yang mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan berbagai data sekunder seperti peraturan Perundang-undangan. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Al-Qur’an Karim, KUHP, Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal 81 ayat (8) UU Perlindungan Anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2020 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia, Pemasangan Alat Pendeteksi Elektronik, Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak, menjadi dasar penegak hukum dalam menjalankan ketentuan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang. 2) Sanksi tindakan kebiri kimia yang dibuat oleh pemerintah pun masih belum diatur lebih jelas lagi dengan eksekutor dalam pelaksanaan kebiri kimia tersebut karena pada umumnya kebiri kimia tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai keahlian dalam bentuk medis dan pertentangan dari IDI yang tidak mengizinkan untuk seorang dokter melaksanakan sanksi tindakan kebiri kimia tersebut membuat kekosongan dalam pelaksanaannya tersebut. 3) pelaku kejahatan seksual anak dengan hukuman kebiri termasuk dalam segi hukuman tambahan (uqubah taba’iyah) yang disebut dengan hukuman yang mengikuti secara otomatis pada hukuman pokok. Hukuman tambahan tersebut tidak memerlukan penetapan tersendiri dari hakim.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hak Asasi Manusia, Kebiri, dan Hukum Pidana Islam. |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam > Program Studi Hukum Pidana Islam |
Depositing User: | magang user |
Date Deposited: | 05 Aug 2024 02:47 |
Last Modified: | 05 Aug 2024 02:47 |
URI: | https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/6557 |
Actions (login required)
View Item |