Fajriyanti, Nurul (2022) Terlilit Hutang Sebagai Alasan Perceraian (Studi Putusan Nomor 187/Pdt.G/2019/Pa.Prg). Undergraduate thesis, IAIN Parepare.

[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
16.2100.023.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana utang piutang dijadikan sebagai alasan perceraian yang terdiri 2 (dua) permasalahan, yaitu: 1) Mengapa utang piutang dijadikan sebagai alasan perceraian; 2) Apa pertimbangan hakim dalam mengabulkan perkara terlilit hutang sebagai alasan perceraian. Jenis Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif, yang dilaksanakan di PA (Pengadilan Agama) Pinrang. Data bersumber dari Hakim 1, Hakim 2, Tokoh Agama, Posbakum dan Masyarakat. Tehnik penelitian lapangan (field research) penelitian yang langsung berhubungan dengan objek penelitian yang diteliti serta Library Research, interview dan dokumentasi. Adapun pengolahan analisis datanya yaitu melalui analisis deduktif, induktif, dan metode perbandingan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 1) Dalam perundang-undangan di Indonesia hutang tidak bisa dijadikan sebagai alasan perceraian, karena memang alasan tersebut tidak ditemukan dalam perundang-undangan di indonesia. Diduga kuat karena adanya materi Undang-undang yang mengatur tentang harta bersama. Akan tetapi, karena adanya hutang yang disebabkan oleh tergugat hingga ratusan juta rupiah memicu pertengkaran antara suami dan istri atau penggugat dan tergugat secara terus menerus. Alasan telah terjadi pertengkaran terus menerus inilah yang dijadikan hakim untuk mengabulkan cerai talak suami, bukan karena alasan hutang; 2) Adapun pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan cerai talak yang diajukan oleh penggugat terhadap kasus dililit hutang adalah karena memang tidak ditemukan lagi keharmonisan dalam rumah tangga mereka sejak tergugat diketahui oleh penggugat berhutang hingga ratusan juta rupiah dan hal tersebut juga diakui oleh tergugat. Sehingga hal tersebut memancing terjadinya syiqaq atau perselisihan, percekcokan antara keduanya, didalam rumah tangga tersebut tidak akan didapati yang namanya cinta dan kasih sayang, jika tidak didapati rasa saling menghargai, maka berpisah (bercerai) adalah jalan yang terbaik, sebab tujuan dari sebuah pernikahan adalah membentuk keluarga sakinah mawadah warahmah.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Hutang, Perceraian
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012807 Talaq & Khulu' (Divorce)
Divisions: Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam > Program Studi Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Hidayatullah Hidayatullah
Date Deposited: 26 Oct 2022 09:14
Last Modified: 26 Oct 2022 09:14
URI: https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/4245

Actions (login required)

View Item View Item