Siddik, Wahyu Purnama (2019) Penetapan Masa Iddah Pasca Perceraian Perspektif Hukum Islam (Studi di Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare). Undergraduate thesis, IAIN Parepare.
Preview |
Text (Full text)
13.2100.034.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini menjelaskan tentang penetapan masa iddah setelah terjadinya perceraian antara suami dan isteri, menurut hukum Islam yang dilakukan di kecamatan Bacukki Barat Kota Parepare. Berdasarkan paparan latar belakang dan batasan masalah tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk merumuskan bagaimana penetapan masa iddah menurut Hukum Islam dan bagaimana pemahaman masyarakat tehadap masa iddah pasca perceraian? Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teologis normatif, dan yuridis sosiologis. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi putusan. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah dengan cara menyimak. Hasil dari teori penelitian ini menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu menurut fiqh, penentuan awal masa iddah tergantung pada kondisi seorang wanita saat perceraian terjadi sedang haid atau tidak. Dalam Undang-undang perkawinan dan KHI, iddah dihitung sejak penetapan perceraian yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Sedangkan menurut Pengadilan Agama Parepare bahwa Pengadilan Agama hanya bertugas menerima, memeriksa, dan memutus perkara. Adapun dengan penentuan masa iddah, hakim Pengadilan Agama hanya memberikan nasihat agar seorang termohon dan pemohon atau tergugat dan penggugat menjalankan masa iddahnya sebelum menikah kembali dengan orang lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya KUA Bacukiki Barat juga menambahkan bahwa Perempuan pelaku cerai gugat melakukan pelanggaran masa iddah pada umumnya disebabkan karena ketidak tahuan mereka pada dasar syariat yang mengatur tentang iddah sehingga mereka menerima pinangan dari laki-laki lain dan menikah secara siri dalam masa iddahnya. Adapun faktor yang menyebabkan pelanggaran masa iddah yaitu ketidaktahuan mereka tarhadap batasan waktu iddah dipengaruhi oleh: tingkat pendidikan yang rendah, rata-rata mereka hanya lulus sekolah dasar dan menengah pertama, kurangnya pengetahuan tantang hukum islam dan hukum positif serta tokoh agama yang kurang berperan dalam membimbing masyarakat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Masa Iddah, Perceraian, Hukum Islam |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012899 Islamic Family Law not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam > Program Studi Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Subhan Saleh |
Date Deposited: | 25 Jan 2022 02:54 |
Last Modified: | 25 Jan 2022 02:54 |
URI: | https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/3018 |
Actions (login required)
View Item |