Karmila, Lilis (2025) Dui Menre Sebagai Pilar Prestise Perempuan Bugis: Dilema Tradisi dan Agama di Desa Padaelo. Sarjana thesis, IAIN Parepare.
![]() |
Text (Full Text)
LILIS KARMILA_2120203870233034 fiks.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (8MB) |
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui identitas diri sosial perempuan, untuk menganalisa habitus sebagai modal sosial dalam membentuk prestise perempuan, dan menelaah dilema tradisi dan agama dalam penentuan dui menre. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teori yang digunakan yaitu teori identitas sosial oleh Henri Tajfel dan teori kapital budaya oleh Pierre Bourdieu. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan, observasi langsung di lapangan, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas diri perempuan dalam konteks sosial (keturunan, pendidikan, kekayaan, kondisi fisik, dan pekerjaan perempuan) sebagai faktor karakteristik personal yang memengaruhi dalam penentuan besaran dui menre di Desa Padaelo. Keturunan dianggap mencerminkan status sosial, sementara pendidikan dan kekayaan menunjukkan kecerdasan dan stabilitas ekonomi. Kondisi fisik, khususnya kecantikan, serta pekerjaan perempuan yang mencerminkan kemandirian, juga memengaruhi penilaian masyarakat. Selain itu, habitus dalam masyarakat Bugis terkait dui menre sebagai penghormatan dalam simbol kapital dimana semakin tinggi besaran kapital akan semakin menumbuhkan kepercayaan diri perempuan, penentu diterima atau ditolaknya pinangan seorang laki-laki, dan sebagai penutup malu untuk keluarga mempelai perempuan. Namun, penentuan besaran dui menre seringkali menghadirkan dilema antara tradisi dan ajaran agama. Dalam budaya Bugis, dui menre menjadi bentuk pemberian yang secara eksplisit disebutkan nominalnya, sehingga sering kali menjadi pusat perhatian dalam proses pernikahan. Sementara dalam ajaran Islam, pemberian dalam pernikahan hanya mencakup dua hal, yaitu mahar dan nafkah, tanpa penekanan pada jumlah yang harus disebutkan secara rinci. Semakin tinggi pemahaman agama mendorong kesederhanaan dalam pernikahan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Agama, Dui Menre, Prestise Perempuan Bugis, Tradisi |
Subjects: | 13 EDUCATION > 1399 Other Education > 139999 Education not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam |
Depositing User: | Azaliyatulhidayah Azaliyatulhidayah |
Date Deposited: | 21 Oct 2025 08:16 |
Last Modified: | 21 Oct 2025 08:16 |
URI: | https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/11406 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |