Surianti, Surianti (2025) Adaptasi Pernikahan Lintas Kultural di Kelurahan Tatae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Sarjana thesis, IAIN PAREPARE.

[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
18.3100.027.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses adaptasi pasangan suami istri lintas kultural antara etnis Bugis dan Jawa di Kelurahan Tatae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap beberapa pasangan suami istri berasal dari latar belakang budaya berbeda. Untuk menjamin keabsahan data, peneliti melakukan proses pemeriksaan melalui Teknik trianggulasi guna memastikan bahwa hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teori yang digunakan yaitu, Cross Cultural Adaptation Theory (Teori Adaptasi Lintas Budaya) dan Social Penetration Theory (Teori Penetrasi Sosial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi lintas kultural berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama adalah fase streantara pasangan suku Bugis dan Jawa di Kelurahan Tatae disebabkan oleh beberapa faktor yakni fase stress, dengan perbedaan pola dan gaya komunikasi,aturan kesopanan, pengambilan keputusan, kurangnya keterbukaan diri terhadap pasangan, serta pembagian tanggung jawab dalam rumah tangga. Kemudian fase adaptasi diawali dengan penjelasan pasangan, pengendalian diri, partisipasi aktif dan kesediaan belajar tentang budaya pasangan. dan yang terakhir yakni fase pertumbuhan dimana munculnya integrasi budaya yang lebih harmonis, seperti saling mengenal bahasa, tradisi, dan kebiasaan keluarga. Adapun dalam menjaga keseimbangan hubungan antara Bugis dan Jawa tentu saja penuh tantangan, terutama akibat perbedaan nilai, komunikasi, dan ekspektasi keluarga besar. Melalui adaptasi seperti komunikasi terbuka, kesepakatan bersama, serta sikap saling mengalah, pasangan mampu membangun keharmonisan. Dalam pengasuhan anak, nilai kedua budaya ditanamkan secara seimbang. Pengorbanan seperti menahan ego menjadi kunci terbentuknya relasi yang stabil. Hasilnya, penyesuaian budaya mendorong pertumbuhan emosional, memperkuat ikatan, dan menjadikan perbedaan sebagai peluang untuk berkembang bersama.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: daptasi, Pernikahan, Lintas Kultural dan Keseimbangan Hubungan.
Subjects: 16 STUDIES IN HUMAN SOCIETY > 1699 Other Studies in Human Society > 169999 Studies in Human Society not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah > Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: Azaliyatulhidayah Azaliyatulhidayah
Date Deposited: 21 Oct 2025 03:08
Last Modified: 21 Oct 2025 03:08
URI: https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/11372

Actions (login required)

View Item View Item