Nadilah, Nadilah (2025) Tindak Pidana Penjualan Barang Kena Bea Cukai Perspektif fiqh jināyah (Studi Putusan Nomor: 34/Pid.Sus/2024/PN.Pre). Sarjana thesis, IAIN Parepare.
![]() |
Text (Full Text)
2120203874231055.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (16MB) |
Abstract
Penelitian ini membahas tentang, Tindak Pidana Penjualan Barang Kena Bea Cukai Perspektif fiqh jināyah (Studi Putusan Nomor: 34/Pid.Sus/2024/PN.Pre) dengan mengkaji tiga rumusan masalah yaitu ; 1). Pemidanaan terhadap pelaku yang melakukan penjualan barang kena bea cukai menurut undang-undang nomor 39 tahun 2007 tentang cukai 2). Bagaimana pertimbangan hakim terhadap kasus penjualan barang kena bea cukai (Studi putusan 34/Pid.sus/2024/PN Pre) 3). Bagaimana analisis fiqh jināyah terhadap penjualan barang kena bea cukai. Jenis penelitian ini yaitu penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan pendekatan kasus dan pendekatan yuridis normatif. Adapun sumber data dalam penelitian ini, bersumber dari data primer yaitu salinan putusan Pengadilan Negeri Parepare dan Undang-Undang nomor 39 tahun 2007 tentang cukai, serta data sekunder yaitu artikel jurnal, buku, website, skripsi, dan sumber-sumber lain yang memiliki relevansi dengan kajian dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Pemidanaan terhadap pelaku tersebut bertujuan untuk memberikan efek jera dan menjaga administrasi yang sistematis serta penerimaan negara dari bidang cukai. Pelaku dapat dijatuhi pidana penjara satu sampai lima tahun dan denda dua sampai sepuluh kali nilai cukai. Penegakan hukum ini penting untuk mencegah peredaran barang ilegal dan kerugian negara. 2). Hakim dalam menetapkan putusan dengan beberapa pertimbangan meliputi pertimbangan hakim bersifat yuridis dan non yuridis berupa pertimbangan sosiologis dan filosofis terkait hal-hal yang meringankan yaitu terdakwa belum pernah dihukum, terdakwa mengakui perbuatannya, terdakwa menyesali perbuatannya, terdakwa memiliki tanggungan istri dan anak. Adapun hal-hal yang memberatkan terdakwa yakni perbuatan terdakwa merugikan negara. 3). Dalam fiqh jināyah, penjualan barang kena cukai secara ilegal termasuk jarimah taʿzīr, yaitu pelanggaran yang hukumannya ditetapkan oleh hakim atau ulil amri/penguasa. Perbuatan ini dianggap merugikan negara dan masyarakat, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi dengan tujuan memberikan pembelajaran kepada pelaku dan mencegahnya agar tidak mengulangi perbuatannya.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tindak Pidana, Barang Kena Bea Cukai, Fiqh jināyah |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1899 Other Law and Legal Studies > 189999 Law and Legal Studies not elsewhere classified |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam > Program Studi Hukum Pidana Islam |
Depositing User: | Azaliyatulhidayah Azaliyatulhidayah |
Date Deposited: | 16 Oct 2025 02:41 |
Last Modified: | 16 Oct 2025 02:41 |
URI: | https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/11181 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |