Nursuciani, Nursuciani (2025) Dio Majeng Dalam Pernikahan Adat Bugis Analisis Peran Perempuan Di Desa bangkai Kec, Watang Pulu Sidrap. Sarjana thesis, IAIN PAREPARE.
![]() |
Text (Full Text)
2120203874230032.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (6MB) |
Abstract
Fokus penelitian ini mengkaji tentang dio majeng dalam pernikahan adat bugis analisis peran perempuan di desa bangkai kec, watang pulu sidrap dengan mengkaji dua rumusan masalah yakni (1). Bagaimana peran perempuan dalam pelaksanaan tradisi dio majeng dalam upacara pernikahan adat bugis di desa bangkai, (2). Apakah ada perubahan peran perempuan dalam upacara pernikahan adat bugis seiring dengan perkembangan zaman. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam mengelola data menganalisis, data dalam penelitian ini diperoleh oleh data primer dan data skunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, observasi. Penelitian ini menggunakan analisis reduktif yang diperoleh dan di hasilkan di lapangan, kemudian di simpulkan pada akhir penulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Perempuan memegang peran sentral dalam pelaksanan Dio Majeng, baik sebagai pengatur prosesi, penyedia perlengkapan adat, maupun pelaksana utama ritual. Tradisi ini dimaknai sebagai simbol pembersihan diri secara lahir dan batin, serta bentuk doa untuk keselamatan dan keharmonisan rumah tangga. Dari perspektif Maqasid Syariah, Dio Majeng tidak bertentangan dengan syariat karena mendukung nilai kesucian jiwa (hifz al-nafs), kehormatan (hifz al-‘ird) dan keluarga (hifz al-nasl). (2). Perubahan peran perempuan dalam prosesi ini terjadi seiring dengan keberkembangan zaman, terutama dalam bentuk penyesuaian pelaksanaan agar lebih sesuai dengan nilai Islam dan perkembangan sosial, misalnya dalam penyesuaian pakaian dan tempat pelaksanaan. Meski demikian, inti peran perempuan sebagai pemangku nilai adat tetap bertahan kuat. Dalam tinjauan ‘urf, tradisi Dio Majeng dapat digolongkan sebagai ‘urf shahih karena tidak bertentangan dengan nash dan membawa kemaslahatan sosial-spiritual.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Dio Majeng, Peran Perempuan, Pernikahan Adat Bugis |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam > Program Studi Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Azaliyatulhidayah Azaliyatulhidayah |
Date Deposited: | 14 Oct 2025 03:44 |
Last Modified: | 14 Oct 2025 03:44 |
URI: | https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/11074 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |