Sabrina, Sabrina (2022) Pemahaman Masyarakat Bugis Kota Parepare terhadap Barakka dalam Tradisi Mappasikarawa : Pendekatan Maqashid Al-Syariah. Sarjana thesis, IAIN PAREPARE.
![]() |
Text (Full Text)
16.2100.059.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (6MB) |
Abstract
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui pelaksanaan dan pemahaman masyarakat terhadap Barakka dalam tradisi Mappasikarawa pada masyarakat Bugis Kota Parepare melalui pendekatan Maqashid Al-Syariah. Persoalan yang akan dijawab dalam dalam skripsi ini adalah : pertama, bagaimana pelaksanaan tradisi mappasikarawa pada masyarakat Bugis Kota parepare. Kedua, bagaimana pemahaman masyarakat Bugis Kota parepare terhadap barakka dalam tradisi mappasikarawa pendekatan Maqashid Al-Syariah. Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research). Sumber data yang digunakan yakni data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)pelaksanaan tradisi Mappasikarawa pada masyarakat bugis Kota Parepare memiliki dua tahap. Pertama tahap awal yaitu tahap pengantaran mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan disebut sebagai mappaenre botting urane, tahap ijab kabul, dan tahap pembukaan pintu disebut sebagai pattimpa tange‟. Kedua tahap pelaksanaan mappasikarawa yang memiliki makna yaitu mempelai pengantin laki-laki dituntun masuk ke kamar mempelai pengantin wanita untuk kegiatan pembatalan wudhu dengan menyentuh bagian-bagian tubuh mempelai wanita seperti telapak tangan yang berisi, lengan, dada, dahi, berlomba berdiri dan mencium tangan mempelai laki-laki (suami). (2) pemahaman masyarakat bugis kota parepare terhadap Barakka dalam tradisi Mappasikarawa Pendekatan Maqashid al- Syariah Dalam diri mempelai wanita ada bagian-bagian yang memiliki makna berkah (barakka) seperti : Telapak tangan bagian yang berisi melambangkan rezeki Memelihara harta benda (hifdz AlMaal) , menyentuh bagian lengan yang berisi, bertujuan agar kedua mempelai selalu sehat, berisi (gemuk) dengan semua keturunannya Memelihara jiwa Hifdz An-Nafs), bagian dada atas yang berisi atau padat melambangkan sifat sang mempelai wanita (istri) ataupun laki-laki (suami), agar kelak selalu lembut, penyayang dan selalu sabar menghadapi segalah hal memelihara akal (Hifz Aql), lomba berdiri melambangkan penguasa atau sebagai pemimpin dalam keluarga, memelihara akal (hifdz al-Aql.) bagian dahi melambangkan patuh/tunduk dan rezeki, memelihara keturunan (Hifdz An-Nash). Cium tangan suami yang dilakukan seorang istri bertujuan untuk saling memaafkan dan mempererat hubungan suami-istri. memelihara Agama (Hifdz AdDin). semua simbol tersebut memiliki makna yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan dan aktifitas sehari-hari masyarakat bugis kota parepare, masyarakat bugis kota parepare yakin bahwa dalam tradisi mappasikarawa tersebut memliki makna barakka yang sakral.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | barakka, Tradisi Mappasikarawa, |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180113 Family Law |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam > Program Studi Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Azaliyatulhidayah Azaliyatulhidayah |
Date Deposited: | 14 Oct 2025 02:18 |
Last Modified: | 14 Oct 2025 02:18 |
URI: | https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/11056 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |