Karmuji, Karmuji (2023) AKTUALISASI NILAI-NILAI SIMBOLIK DALAM RANGKAIAN PERKAWINAN ADAT MANDAR DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR (Perspektif Teori Hudud Muhammad Syahrur). Other thesis, IAIN Parepare.
![]() |
Text (Full Teks)
190221008.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (10MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendalami tahapan perkawinan adat di Kabupaten Polewali Mandar dan mendalami nilai-nilai simbolik yang terkandung pada simbol-simbol perkawinan adat di Kabupaten Polewali Mandar serta untuk mendalami berdasarkan perspektif Teori Hudud Muhammad Syahrur dalam memandang perkawinan di Kabupaten Polewali Mandar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi terhadap kondisi alamiah yang ditemukan dalam objek penelitian. Instrumen penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada narasumber, dalam hal ini adalah budayawan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di Kabupaten Polewali Mandar. Analisis data yang digunakan adalah analisa data, reduksi data hingga penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan perkawinan adat di Kabupaten Polewali Mandar terdapat beberapa tahapan yang masih di jalankan, tahapan yang dimaksud adalah;1) mengelilingi dapur,2) mambala‟ba (rencana penentuan calon),3) Messisi (bertanya apakah ada jalan), 4) Mettumae (melamar),5) Pappasa’bi,6) Manjanno-janno (menggoreng-goreng), 7) Mattandajari (Penentuan hari), 8) Mappapeissang (memberitahu), 9) Messou (mandi uap),10) Melattigi (pemberian daun pacar), 11) Metindor (mengantar pengantin), 12) Sipacu (akad nikah), 13) Sirusa’i (menyentuh), 14) Suyu’ (Sungkeman), 15) Me’oro tosiala (duduk pengantin), 16) Mande-ande Kaweng (makan-makanan pengantin), 17) dan Massiarai ku’bur (ziarah kubur). Nilai-nilai simbolik yang terkandung pada simbol-simbol perkawinan adat mandar pada umumnya sejalan dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam ajaran Islam, namun pada bagian tertentu masih perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian, seperti berlomba berdiri yang di maknai siapa duluan maka dialah yang akan berkuasa di rumah tangga. Hal ini tidak sejalan dengan esensi dari tujuan perkawinan. Perspektif Teori Hudud Muhammad Syahrur dalam memandang Perkawinan dibagi menjadi dua bagian yaitu:1) perkawinan islam yang dimana masyarakat mandar masi mengikuti batas-batas yang ditentukan oleh agama, 2) perkawinan adat mandar yaitu proses perkawinan yang tetap berada pada batasan- batasan tradisi perkawinan masyarakat mandar menurut kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan ajaran agama
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tahapan Perkawinan, Nilai-nilai Simbolik, Perspektif Teori Hudud Muhammad Syahrur |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012801 Pernikahan (Secara Umum) |
Divisions: | Pascasarjana > Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | fatma fatmawati fatma |
Date Deposited: | 09 Oct 2025 07:30 |
Last Modified: | 09 Oct 2025 07:30 |
URI: | https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/10950 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |